Lighthinkmuslimah.site - Miris! Anak berusia 14 tahun menjadi pelaku sodomi dan pembunuhan terhadap bocah laki-laki 6 tahun. Korban ditemukan tidak bernyawa di jurang perkebunan dekat rumah neneknya di Kadudampit, Sukabumi (17/03/2024). Kasus kekerasan dengan pelaku dan korban anak juga terjadi di Jambi, menimpa Airul Harahap (13) santri Pondok Pesantren Raudhatul Mujawwidin menjadi sasaran kekerasan AR (15) dan RD (14) yang merupakan senior korban.
Maraknya anak pelaku tindak kriminal merupakan PR besar bagi keluarga, masyarakat dan negara. Peran keluarga sebagai sekolah pertama dan utama bagi anak. Nyatanya peran tersebut kian mandul disebabkan beberapa faktor diantaranya: orangtua sibuk bekerja karena tuntutan ekonomi, perceraian, kurang kesadaran terhadap pentingnya pendidikan sehingga orangtua hanya sekedar memberi materi.
Tidak bisa dimungkiri, lingkungan masyarakat juga semakin bebas, tidak mendukung bagi perkembangan anak bahkan toxic. Di sisi lain, tersebarnya konten media yang tidak layak ditonton juga menjadi penyebab anak berperilaku brutal. Kerusakan perilaku anak seharusnya menjadi alarm bagi negara untuk lebih serius mengevaluasi sistem pendidikan serta terulangnya kasus ini merupakan tanda sanksi tidak menjerakan.
Mandulnya peran keluarga, masyarakat yang bebas dan gagalnya sistem pendidikan merupakan buah dari sistem sekulerisme kapitalisme. Sekulerisme dengan konsepnya memisahkan agama dari kehidupan menghasilkan individu-individu yang jauh dari Islam. Kapitalisme juga mengajarkan manusia untuk mengejar materi semata.
Berbeda dengan Islam, meskipun tindak kriminal dilakukan oleh anak tetapi selama sudah baligh dan dilakukan secara sadar akan tetap diterapkan sanksi tegas. Keluarga bersama masyarakat dan negara bersinergi untuk menjaga generasi menjadi pelaku kejahatan. Hal ini karena sistem pendidikan berlandaskan pada aqidah Islam sehingga menghasilkan manusia yang berkepribadian Islam.
Wallahu A'lam Bishowab
Penulis : Siti Riyani Novrianti
Komentar
Posting Komentar